Kado Terindahku


[ Cerita ini hanya fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh dan kejadian hanya merupakan kebetulan semata. 😀 ]


Ku buka  jendela kamarku, ku pandangi langit dan ku lihat betapa indahnya bulan yang tengah dikelilingi oleh bintang –bintang.

“waaaaah….. indah!” kagumku dalam hati.

Aku membayangkan betapa indahnya bila aku dikelilingi oleh orang-orang yang aku sayangi. Seperti halnya yang sedang aku lihat malam ini.

“Krek!”

Terdengar ada yang membuka pintu kamarku.  Aku pun tersadar dalam lamunanku.

“Kamu belum tidur Sis?” ternyata ibuku.

“Eh ibu, belum bu” jawabku sambil menutup jendela kamarku.

“Sudah larut begini  ko kamu belum tidur?” tanya ibuku.

“Iya bu, malam ini gerah banget, jadi aku belum bias tidur” jawabku dengan sedikit alasan yang sedikit ngawur, karena malam itu cuacanya cukup dingin.

Tanpa banyak tanya ibuku langsung menutup kembali pintu kamarku dan menuju kamarnya. Dan aku mulai memeluk boneka kesayanganku menemani tidurku.

***

Pagi-pagi sekali telepon genggamku berbunyi.

“Sis, jogging yuk? Anak-anak yang laen kataya pada jogging tuh! Aku tunggu di rumah ya?”

Ternyata itu pesan singkat dari Rina.

“Iya” balasku.

Aku pun bergegas menuju rumah Rina yang jaraknya tak jauh dari rumahku.

Sejenak langkahku terhenti.

“Oya, besok kan aku ulang tahun? Kira-kira ada yang special gak ya?”tanyaku dalam hati.

 “Hey!”

“Ah kamu Rin, ngagetin aku aja?”

Tiba-tiba Rina muncul di hadapanku yang ternyata dia sembunyi di belakang pohon dekat rumahnya dan mengagetkanku.

“Ya lagian, masih pagi gini kamu udah bengong, kenapa sih?” tanya Rina.

“Mau tauuuuuuuu aja?! Haha”

“Ya Siska,,,, aku kan pengen tau…. Apa sih?” Rina sedikit memaksaku menjawabnya.

“Nanti aku kasih tau. Sekarang kita jogging dulu!” jawabku sedikit lari.

***

Malam ini aku ajak teman-temanku makan bareng di luar. Dan kelihatannya teman-temanku sedang asyik bercanda tawa menceritakan kisah masa kecilnya. Sedang aku hanya terdiam dan asyik sendiri mengotak-atik telepon genggamku. Berharap seorang yang masih aku sayang, mengucapkan ulang tahun untukku.

Setelah beberapa kali aku lihat telepon genggamku tak jua ada tanda-tanda ucapan selamat ulang tahun darinya untukku. Entah itu di facebook, twitter, telepon, bahkan sms pun tak ada.

“Agkh! Galau!!” suara lantang keluar dari mulutku dan menghentikan canda dan tawa teman-temanku.

“kamu kenapa Sis?” tanya Doni.

Aku terdiam, tak memberi jawaban.

“Helooo,,, Siska…????” Tia menghalaukan tangannya di hadapanku.

Namun aku masih masih terdiam, tak memberi jawaban.

“Coba sini aku liat?!”

Tiba-tiba Hani merebut telepon genggamku.

“Susan, apa-apaan sih?!” aku berusaha mengambilnya kembali namun teman-temanku yang lain menahanku.

“Sial! Pasti Susan bakalan liat riwayat di facebookku?!” gerutuku dalam hati.

Dengan wajah sedikit kesal aku langsung lari ke toilet.

“Kenapa aku masih ngarepin dia?”

“Kenapa rasa sayang itu tak jua hilang?”

“Kenapa?”

Banyak pertanyaan yang aku lontarkan untuk diriku sendiri.

“Apa sih yang kamu harapin dari dia? tanya Hani yang ternyata dia dan Rina mengikutiku dan berdiri di belakangku.

Aku hanya menundukkan kepala, tak menjawab pertanyaaan .

“Siska??!” tanya Rina.

“Aku ga bisa ngelupain dia Han, Rin.!” Jawabku dengan lantang.

“Kamu pasti bisa Sis? Coba deh kamu buka hati kamu buat yang laen. Buat yang bener-bener sayang sama kamu.”

“Aku tuh udah coba… tapi apa..?? Ga berhasil kan?” jawabku.

“Iya, itu semua karena kamu masih ngarepin dia. Masih inget sama dia. Jelas-jelas dia tuh udah bikin kamu sakit!”

Aku menatap Hani dan Rina di cermin, seolah tak mampu menahan air mata. Aku pun langsung membalikkan badanku, dan menangis di pelukan Hani dan Rani.

 “Maafin aku Han, Rin? Aku emang bodoh! Aku emang …” rintihku.

“Ngga Sis, bukan kamu yang salah. Tapi dia yang salah. Inget Sis, cowok di dunia tuh bukan dia aja. Masih banyak yang sayang sama kamu!” Rina memototong pembicaraanku dan berusaha menenangkanku.

“Iya Rin, aku janji, aku ga akan lagi ngarepin orang yang ga sayang sama aku. Aku akan berusaha buat ngbuka hati aku buat yang lain. Aku pasti bakalan lupain dia! Pasi!”

 “iya, iya… Udah ah galaunya! Kita balik ke anak-anak aja yuk?! Kasihan, pada nunggu.” Rina langsung menarikku keluar.

“anak-anak pada ke mana Rin?” tanyaku heran

Tanpa menjawab Rani menarikku kembali menuju taman.

“Surpriseeeeeeeeeeeeeeeeeeeee…..!!!” Semua teriakkan itu untukku.

Aku sangat terkejut. Yang kulihat keluargaku dan teman-temanku berkumpul di taman dan memberiku kejutan.

Mereka membawa kue tar yang berhiaskan kata “WE LOVE YOU”.

Air mata bahagia pun menetes di pipiku.

Malam ini persis sekali dengan apa yang aku bayangkan kemarin malam, yaitu berada di tengah orang-orang yang aku sayang.

Jujur, ini adalah kado terindah dalam hidupku, dan takkan pernah kulupakan.

Dan aku sadar, bahwa ^orang yang mencintai kita adalah orang yang memperdulikan kita^.

_________________________________________________________________________

Semoga kalian suka…. 🙂